kala cinta itu tidak binasa, sudikah engkau memberikanya bagi pihak yang sungguh mencintaimu meski engkau tidak mencintainya? atau engkau tepis pula hatinya dan membuat impiannya tentangmu yang sudah dirakitnya selama ini hancur berkeping? jika engkau tak mencintainya, engkau tak akan memberikannya barang secercah harap. engkau tidak akan memberikannya kesempatan untuk berusaha sedari awal. sedari awal, sedari awal. atau engkau enggan mengakui bahwa engkau terlalu takut untuk kehilangan rasa nyaman sebagai subjek yang dicintai?
berbicara tentang gumpalan cinta yang katamu tak mungkin, apakah di balik suatu ketidakmungkinan ada mungkin yang tersembunyi? atau kata itu sudah tidak mungkin ada lagi? lantas bila memang mungkin apa yang membuat engkau berhenti dan pergi menjauh? ragukah? tidak. kau tidak meragukan cintamu, kau ragu ia merasakan hal yang sama dengan yang kau rasakan. bukankah itu berarti kau menginginkan cinta yang tak beresiko? itukah cinta? tak maukah engkau memperjuangkan sebuah kemungkinan?
bolehkah sang hawa berharap pada untaian kata sang adam yang diucapkannya mentah sementara kata itu menjadi rema bagi hidup sang hawa? lalu jika adam berhenti bergeming, mestikah hawa berhenti mencari?
bagaimana menurutmu, mencintai orang yang kau cinta atau mencintai orang yang mencintaimu? mestikah kau kejar rasa itu atau biarkan dia mengejarmu? akankah ia mengejarmu atau kalian bahkan sama-sama saling menunggu?
untukmu, yang tidak akan pernah tau, bahwa rasaku ada.