Pages

Thursday, April 12, 2012

jarum pendek sudah di atas

"Ayo tidur jarum pendeknya sudah di atas" begitu katamu setiap malam tiba. Lalu aku hanya merajuk mencoba menawar "tunggu dulu sampai jarum panjangnya juga di atas" dengan mata terpaku pada televisi yang tak seberapa besarnya. kau pun mulai gusar. sejenak  kau menimbang. lalu dengan penuh kekhawatiran berkata "kalau tidak tidur sekarang besok pagi kamu pasti sakit" dengan tanpa keikhlasan kuhentakan kaki dan melangkah ke kamar dengan rasa kesal . "Besok kan bisa nonton lagi" katamu. tapi aku pura-pura tak mendengar.

"hei cuci dulu kakinya baru naik ke tempat tidur", tapi aku tak mau dengar, "jangan suruh bersihkan kuman, mereka teman-temanku". "dasar pemalas" katamu sambil mengambil lap basah dan menyeka kedua kakiku.


 "sudah sana tidur"

dengan langkah gontai aku beranjak ke kamar yang kubagi dengan kedua kakakku. tempat tidur itu bertingkat dua.

kadang aku tidur di atas kalo sedang sial. Di atas panas karena sangat dekat dengan lampu, aku tidak suka. Kontras sekali dengan kasur bawah yang remang redup lagi sejuk. tapi kali ini aku sedang beruntung karena kini giliranku tidur di bawah.aku dan kakak-kakak tak pernah langsung tidur. Biasanya kami ketawa ketiwi entah menertawakan apa atau sekedar saling menggoda satu sama lain. 


sesaat setelah mendengar tawa kecil kami, kau melangkah dengan langkah khasmu menuju kamar kami. ah derap langkahmu, kami tau persis itu pasti engkau. Lalu kami akan pura-pura menutup mata. Tau jelas kami tak tidur, kau berkata "saya hitung sampai tiga awas kalau belum tidur juga. Satu.. Dua.. Dua setengah.. Dua tiga perempat. Tiga. Bobok, bobok, sudah malam." 


selamat malam juga papa. Tidur erat-erat




12 april 23.59